Kementerian Pertanian telah melakukan langkah mitigasi menghadapi ancaman El Nino, sebut Inspektur Jenderal Jan S Maringka pada Konsultasi Nasional (Konas) XVI Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FK-PKB) PGI di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
“Tantangan pertanian saat ini antara lain adanya ancaman perubahan iklim (El Nino), ancaman alih fungsi lahan, dan kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian,” kata Irjen Jan Maringka di Tondano-Minahasa, Rabu(07/09/23).
Langkah mitigasi yang dilakukan Kementerian Pertanian antara lain dengan membangun lumbung- lumbung desa dan ikut mencanangkan Gerakaan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino’ di 10 provinsi dan 100 kabupaten dengan lahan seluas 500 ribu hektare.
Kegiatannya adalah menyediakan sumber pengairan, distribusi benih, distribusi pupuk, gerakan tanam, gerakan penanganan kekeringan dan gerakan pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman, hingga Gerakan penanganan dampak perubahan iklim (DPI).
“Dalam menghadapi ancaman krisis pangan dan dampak El Nino Kementan mengajak semua pihak termasuk Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia berpartisipasi dalam membangun sektor pertanian untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” ajaknya.
Apalagi kata dia, dunia pertanian tengah dihadapkan dengan ancaman perubahan iklim (El Nino), alih fungsi lahan, dan masih minimnya keterlibatan masyarakat dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
“Kementan tidak mungkin bekerja sendiri, karena itu kita melibatkan berbagai pihak antara lain tokoh agama, tokoh masyarakat, media, termasuk perguruan tinggi dan aparat penegak hukum untuk menunjukkan bersama-sama bahwa kita memiliki komitmen dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” tuturnya.
Menurut Irjen, sukses program Kementerian Pertanian mustahil dapat dilakukan sendirian, sehingga berharap peran aktif sektor lingkungan untuk bersama-sama menjadi agen perubahan demi menjaga ketahanan pangan.
“Keterlibatan berbagai pihak sangat diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Sektor pertanian, kata dia, memiliki kontribusi yang amat besar bagi proses pembangunan di Indonesia khususnya di desa, pertanian merupakan sektor yang aman dan vital untuk memenuhi kebutuhan hidup utama manusia.
Oleh sebab itu selain mendorong unsur masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan, pihaknya secara internal juga melakukan kebijakan pengawasan sebagaimana sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian yakni fokus pada program strategis, bersinergi dengan APIP dan APH, dan melakukan pembangunan yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran menjadi kunci.
Irjen Kementerian Pertanian, Jan S Maringka usai ‘Dialog Jaga Pangan’ Konsultasi Nasional (Konas) XVI Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FK-PKB) PGI berharap peran gereja menjaga ketahanan pangan.
“Kami berharap Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja-gereja memberikan komitmen bersama agar mereka memiliki kepedulian terhadap upaya menjaga ketahanan pangan dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Irjen Jan Maringka di Tondano,
Kementerian Pertanian, kata dia, tidak mungkin bekerja sendiri sehingga perlu melibatkan banyak pihak baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Begitu pula dengan lintas kementerian dan lembaga, mengikutsertakan TNI-Polri, kejaksaan, kepolisian juga melibatkan kementerian desa dan kementerian dalam negeri.
“Kita tidak menghambat pembangunan infrastruktur namun harapannya ada keberpihakan terhadap sektor pertanian,” ujarnya.
Pemerintah menurut dia, mengalokasikan dana desa, momentum ini bisa dimanfaatkan oleh gereja yang memiliki jemaat-jemaat tersebar di berbagai kabupaten kota ikut serta di dalam kegiatan-kegiatan pertanian.
“Tentunya dengan adanya pembinaan dan melalui gereja-gereja, kita juga melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, pesantren-pesantren, masjid memiliki komitmen yang sama untuk menjaga ketahanan pangan dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan,” ujarnya.
Irjen Jan Maringka juga mengatakan, peran tokoh-tokoh agama yang dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di perbatasan perbatasan seperti Entikong, Papua di Merauke serta NTT.
Hal ini menunjukkan bahwa di berbagai tempat peran tokoh-tokoh agama sangat optimal dan ini sangat mendukung upaya dalam rangka menjaga pertahanan.
Bupati Minahasa, Royke Octavianus Roring memberikan apresiasi upaya Kementerian Pertanian yang mendorong peran tokoh agama di dalamnya jemaat menggerakkan sektor pertanian untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
“Pada saat pandemi COVID-19 peran tokoh-tokoh agama termasuk di dalamnya jemaat termotivasi untuk menggerakkan sektor pertanian, melakukan penanaman di lahan-lahan yang sebelumnya belum dioptimalkan,” ujarnya.
Dampaknya, sektor pertanian menjadi penyanggah perekonomian masyarakat tumbuh positif saat pandemi.
“Gubernur Olly Dondokambey dengan program Mari Jo Ba Kobong (mari berkebun) sukses menghidupkan sektor pertanian di masa pandemi,” katanya.
Konsultasi Nasional (Konas) XVI Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FK-PKB) PGI dihadiri oleh Ketua Umum FK-PKB PGI, Olly Dondokambey, Ketua Umum FK PKB PGI, Pdt Gomar Gultom, M.TH, Drs. Steven OE Kondouw Ketua Panitia Konas XVI FK PKPB PGI, Gbl.Frangky Londa S.TH, MA Ketua Umum KGPM dan jemaat PGI.