Itjen Kementan Kawal Intensif Brigade Pangan di Sumatera, Pastikan Swasembada Pangan Akuntabel
JAKARTA, 3 Juni 2025 – Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat perannya sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Hal ini diwujudkan melalui pengawalan intensif terhadap kegiatan Brigade Pangan (BP) di seluruh Indonesia, termasuk di tujuh provinsi di Pulau Sumatera.
Brigade Pangan merupakan inisiatif kegiatan strategis Kementan untuk mencapai swasembada pangan, mewujudkan ketahanan pangan, dan kedaulatan pangan nasional.
Guna memastikan program ini berjalan akuntabel, tepat sasaran, dan bebas dari penyimpangan, Itjen Kementan telah melakukan serangkaian kegiatan pengawalan di berbagai daerah pelaksana BP. Untuk wilayah Pulau Sumatera, pengawalan dilakukan di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Sebagai tindak lanjut dari pengawalan tersebut, Itjen Kementan menyelenggarakan workshop hasil pengawalan BP se-Pulau Sumatera di Polbangtan Yogyakarta pada hari ini, Selasa 3 Juni 2025.
Workshop ini dihadiri oleh pimpinan dan perwakilan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, serta kepala dinas lingkup pertanian dari 7 provinsi dan 18 kabupaten di wilayah Sumatera.
Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Memet Darmawan mengungkapkan pengawalan yang dilakukan oleh tim Itjen mencakup berbagai aspek penting, yaitu legalitas BP, aktivitas BP, penerimaan dan pemanfaatan bantuan pemerintah (berupa benih, sarana produksi, dan alat mesin pertanian), serta pendampingan BP oleh penyuluh pertanian.
“Sebagai APIP, tugas kami tidak hanya mengawasi, tetapi juga memastikan setiap program Kementan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Brigade Pangan adalah upaya luar biasa dalam mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan. Kami hadir di lapangan untuk memberikan asistensi, mendorong perbaikan tata kelola, dan mengantisipasi potensi risiko,” ujarnya.
Memet pun menegaskan komitmennya untuk terus berada di garda depan melalui pengawasan internal yang konstruktif, adaptif, dan responsif terhadap dinamika sektor pertanian. Upaya ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian untuk menjadikan pengawasan sebagai bagian integral dari manajemen pembangunan pertanian.