Itjentan Siap Kawal Ekspor Sarang Burung Walet
Peningkatan produksi komoditas SBW memiliki risiko yang cukup tinggi, sehingga perlu perhatian yang serius dengan melakukan pengawalan kegiatan secara optimal.
Bogor – Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan komitmen peningkatan produksi sarang burung walet (SBW), mengingat komoditas tersebut menjadi andalan ekspor Indonesia karena memiliki nilai jual tinggi di pasar dunia.
Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan mengungkapkan bahwa mulai Tahun 2021 pengembangan dan peningkatan ekspor sarang burung walet menjadi salah satu program/kegiatan prioritas Kementerian Pertanian.
Menindaklanjuti Arahan Menteri Pertanian, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Itjen Kementan) menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) “Pengembangan dan Peningkatan Sarang Burung Walet” yang diharapkan mampu mendorong dan memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan kegiatan mitra kerja melalui Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam pengembangan dan peningkatan produksi maupun ekspor SBW.
Kegiatan FGD tentang Pengembangan dan Peningkatan Sarang Burung Walet tersebut dibuka oleh Inspektur IV dengan narasumber Direktur Pemasaran dan Pengelolaan Hasil Peternakan, Direktur Kesehatan Hewan, Koordinator Bidang Karantina Produk Hewan, Koordinator Sanitary dan Standarisasi serta pelaku usaha yang aktif dalam bisnis dan pengembangan SBW.
Sesuai Keputusan Menteri Pertanian N0. 104 Tahun 2020 SBW merupakan komoditas binaan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH). Sementara untuk pendampingan eksportasi mulai dari harmonisasi regulasi dan persyaratan teknis sanitasi negara, bimbingan teknis sanitari dan keamanan pangan, serta keamanan pangan dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan).
“Sebagai jaminan kualitas, Itjentan siap mengawal produksi, budidaya, pengembangan usaha hingga pemasarannya agar dapat berjalan lebih optimal” kata Inspektur IV Itjen Kementan, IGMN Kuswandhana, saat membuka kegiatan FGD Pengembangan dan Peningkatan Sarang Burung Walet yang diselenggarakan di Hotel Icon Horison Bogor, Jum ‘ pada (21/05/21).
Lebih lanjut, Kuswandana mengungkapkan bahwa dengan pertumbuhan volume, nilai dan jangkauan ekspor SBW, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah menyiapkan berbagai program di antaranya penyusunan kebijakan dan pengembangan seribu desa wallet.
“Peningkatan produksi komoditas SBW memiliki risiko yang cukup tinggi, sehingga perlu perhatian yang serius dengan melakukan pengawalan kegiatan secara optimal,” Kuswandhana.
Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Peternakan, Fini Murfiani mengungkapkan bahwa awal tahun 2021 ini, Kementerian Pertanian telah melakukan ekspor sebesar 494 ton SBW ke berbagai negara dan telah merambah ke sejumlah megara di wilayah Eropa. Untuk meningkatkan volume ekspor, lanjut Fini, perlu dilakukan penguatan diplomasi dengan China yang merupakan pembeli 23% dari total ekspor SBW, dengan melibatkan K/L ekspor terkait "Selain itu, perlu juga melakukan koordinasi dengan bea cukai dan BPS terkait nilai ekspor dan meningkatkan regulasi terhadap pengembangan SBW" menambahkan.
Sementara itu Koordinator Bidang Karantina Produk Dodi mengungkapkan bahwa Badan Karantina Pertanian telah mengeluarkan SK Instalasi Karantina Hewan untuk melakukan pemeriksaan sebelum pengiriman produk ekspor agar secepat mungkin barang dapat mengalir dari perbatasan, kemudian disegel pada saat pengiriman di bandara hanya tinggal penerbitan sertifikatnya saja. Semoga walet Indonesia menjadi no 1 di dunia.